Selamat Datang di Blog sederhana ini dan jangan lupa komentar,Terima Kasih

Bedah Novel Natisha


BEDAH BUKU “NATISHA” DAN TIPS MENULIS KREATIF BERSAMA KHRISNA PABICHARA

            Bedah buku ini dilaksanakan pada tanggal 2 juni 2016 tepatnya pada hari kamis pukul 15.45 WITA di Aula SMA Cokroaminoto Palopo. Bedah buku ini dihadiri langsung oleh Khrisna Pabichara penulis dari novel Natisha. Para peserta bedah buku yang datang sudah memenuhi tempat yang telah disediakan oleh pihak panitia. Sealin dihadiri oleh Khrisna Pabichara acara bedah buku ini juga dihadiri oleh Rektor Universitas Cokroaminoto Palopo. Tanpa membuat para peserta menunggu moderator membuka acara bedah buku, kemudian diawali oleh sambutan dan sepatah kata dari Rektor, pak rektor memberikan beberapa pengalamannya mengenai menulis dan membaca, ada sebuah kalimat yang pak rektor yang sampaikan yaitu “Membaca dulu baru menulis” kalimat bermakna sebelum kita menulis sebuah karya maka terlebih dahulu kita harus membaca sebuah karya yang telah ada. Setelah pak rektor selesai berbagi pengalamannya maka sekarang giliran dari Khrisna Pabichara penulis dari novel “Natisha” yang berasal dari
jeneponto. Kanda Khrisna mengatakan bahwa dia tidak akan membahas apa yang ada didalam novel Natisha, jikalau kita penasaran maka belilah novel tersebut dan bacalah. Beliau mencerikan pengalaman beliau saat hendak menerbitkan novel Natisha ini yang mengalami banyak rintangan dan halangan. Proses novel Natisha ini membutuhkan waktu yang cukup panjang, karena kerangka dan bagian perbab yang telah ditulis oleh Khrisna Pabichara hilang yang telah disimpan di disket, setelah itu penulis tidak patah semangat karena penulis mulai merangkai kembali alur dan kerangka cerita tersebut, bab per bab mulai dirampungkan ketika tinggal beberapa bab kembali nasib sial menghapiri penulis itu kembali yang mana computer jinjing peulis dicuri oleh orang yang berakibat file tentang novel Natisha gugur kembali. Setelah kejadian itu penulis mengaku mulai menyerah untuk melenjutkan karya tersebut namun ketika penulis bertemu dengan salah seorang teman maka teman tersebut menyemangati penulis kembali untuk membangun kembali cerita tersebut. Setelah melalui proses yang amat panjang hingga bertahun tahun akhirnya novel Natisha pun lahir. Novel ini bercerita tentang cinta, politik dan ilmu parakang yang bercerita tentang seorang gadis bernama Natisha disebuah daerah di jeneponto yang sebentar lagi hendak melangkahkan kakinya bersama seorang pemuda yang bernama daeng tutu menuju pelaminan, namun nasin naas menimpa keduanya sebelum hari bahagia itu berlangsung, Natisha diculik oleh seseorang yang ingin menjadikannya sebagai persembahan untuk menyempurnakan ilmu parakang, yaitu ilmu yang terkenal di tanah bugis, ilmu ini dapat merubah seseorang yang memilikinya menjadi benda-benda lain sepeti pohon pisang, kamboti, bahkan binatang seperti serigala, kucing dan lain sebagainya. Lalu didalam novel ini juga ada unsur-unsur politik yang mungkin lebih kepada pengkastaan atau gelar seseorang di dalam masyarakat bugis. Setelah menyinggung sedikit tentang isi novel Natisha Khrisna Pabichara bercerita tentang pengalamannya yang sempat berkumpul dengan para artis yang salah satunya yaitu anji. Pada saat itu beliau duduk dan bercerita dengan para artis itu  dan tiba-tiba anak seorang gadis abg yang meminta foto dengan anji dengan memegang sebuah buku berjudul sepatu dahlan yang membuat mata Khrisna Pabichara tertuju pada buku tersebut, dan yang membuat beliau bingung yaitu abg tersebut tidak mengenal penulis dari buku yang ia bawa, akhirnya Khrisma Pabichara menanyakan perihal buku tersebut yang mana abg tersebut menjawab bahwa buku tersebut cerita bagus sekali tapi abg ini belum menyadari bahwa yang menanyakan adalah penulis dari buku yang ia baca tersebut. Dan anji pun memberitahukan bahwa yang menanyakan itu adalah penulis buku yang ia bawa itu, sontak abg tersebut kaget dan langsung meminta foto bersama Khrisna Pabichara. Selain berbagi pengalaman Khrisna Pabhicara juga berbagi tips menulis kreatif. Ketika beliau hendak membagi tips tersebut para peserta antusias mendengarkan dan beliau hanya mengatakan “menulis, menulis, dan menulis” itu adalah tips dari beliau untuk bagi para penulis awam. Karena waktu sudah mendesak maka bedah buku itu diakhiri dengan kata-kata motivasi dari pak Rektor Universitas Cokroaminoto Palopo.

0 komentar :